Upgrading Pemandu Geowisata Citatah 2021

Setelah selesainya kegiatan peningkatan kapasitas pemandu geowista Taman Wisata Alam Gunung Tangkubanparahu, asosiasi profesi Pemandu Geowisata Indonesia melaksanakan kembali kegiatan kedua di Citatah. Dilaksanakan bersama perkumpulan Forum Pemuda Peduli Karst Citatah/FK2C, yang bergerakan dikegiatan konservasi dan PGWI Pengurus Wilayah Bandung Raya, pada hari Minggu, 30 Mei 2021.

Kegiatan diikuti oleh 20 orang yang berasal dari operator wisata Tebing Hawu, pemandu geowisata, pokdarwis Citatah dan mahasiswa perguruan tinggi pariwisata di Bandung. Kemudian narasumber berasal dari organisasi PGWI, dengan latar praktisi pemandu geowisata, tour operator, dan peneliti geologi kawasan karst Padalarang. Dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB, mengambil tempat titik kumpul disekitar Danau Ciburuy, Cipatat. Setelah brifing singkat kemudian dilanjutkan ke lokasi kungjungan pertama Gunung Hawu.

Lokasi pertama adalah ke Gunung Hawu, atau sering disebut juga Tebing Hawu. Di lokasi ini, Deni Sugandi praktisi pemandu geoiwisata dan Zarin (GEA ITB 2017) selaku narasumber, menjelaskan proses pembentukan batuan karbonat segmen selatan, dari kompleks perbukitan karst Citatah. Genesa terjadi dalam tiga urutan waktu, proses pengendapan yang terjadi pada kondisi laut sangat tenang sekitar Oligo-Miosen, kemudian proses penenggelaman kembali di laut dalam Umur Miosen Tengah, dan periode ke-tiga Umur Pliosen adalah pengangkatan, perlipatan, pensesaran yang disertai pengendapan material vulkanik aktivitas gunungapi Sunda-Tangkubanparahu.

Periode akhir inilah yang menata rona bumi perbukitan Karst Citatah, jelas Deni dalam kesempatan penjelasan di sekitar Gunung Hawu. Tebing tegak yang dicirikan dengan natural arc, salah satu nilai geologi yang sangat tinggi karena proses karstifikasi pada saat terumbu karang ini diangkata dipermukaan laut. Di sebelah timur dari lereng bukit ini, ditemui juga endapan vulkanik berupa tefra hasil letusan Sunda-Tangkubanparahu.

Lokasi selanjutnya ke Pasir Tanggulun menuju arah barat, melalui jalan poros Padalarang-Cianjur, kemudian naik melalui jalan proyek. Tapak bumi ini berupa terbosoan batuan beku andesit (Siregar, 2005). Saat ini lokasi ini telah habis ditambanga, menyisakan sebagain tubuhnya, berupa gawir terjal tegak dengan tinggi kurang lebih 5 meter, disusun batuan beku andesit dengan struktur terbreksikan dan deformasi akibat kegiatan tektonik. Penerobosan ini datang setelah pengendapan dan pengangkatan batuan karbonat, sekitar Pliosen akhir.

Kunjungna terkahir ke Sanghyang Lawang, atau Pasir Batununggul yang berhadapan langsung dengan Gunung Guha, yang disusun oleh batuan marmer hasil diagenesa dari batugamping. Di tapakbumi ini, ditemuai beberapa fosil bioklastik beupa packstone yang menjadi unggulan di lokasi ini. Selain itu ditemui juga bentukan micro-karst, berupa kerucut-kerucut runcing hasil karstifikasi yang mencirikan wilayah pengenadapanya di back reef facies (Jambak, 2014).

Kegiatan pematerian ditutup di sekretariat Forum Pemuda Peduli Karst Citatah, di Cidadap. Dalam kesempatan ini, Sodikin Kurdi selaku Bidang Litbang PGWI pengurus nasional, menyampaikan teknik pemanduan. Sodikin menjelaskan teknik brifing awal, berupa perkenalan, penjelasan durasi kegiatan hingga keamanan dalam pelaksanaan kegiatan luar ruang. Daniel Nugraha selaku Dewan Pembina PGWI dan praktisi tour operator, menjelaskan cara pengemasan paket wisata alam disekitar Citatah Padalarang. Daniel menyampaikan perlunya kemampuan menghitung biaya pelaksanaan paket tour, sesuai dengan wisata minta khusus dengan lingkungan alam ditambah kompetensi teknis pemanjatan vertikal.

Sebagai penutup acara, diberikan Surat Keputusan dari Dewan Pengurus Wilayah Bandung Raya/DPW PGWI Bandung Raya, diserankan kepada Mochamad Deni sebagai Koordinator Wilayah Citatah.

Kegiatan ini merupakan komitmen organisasi PGWI, mengupayakan peningkatan kompetensi pemandu geowisata di beberapa destinasi wisata, khususnya geowisata di sekitar Cekungan Bandung termasuk kawasan bentang alam karst Citatah. Termasuk ikut mendorong program pemerintah daerah KBB yaitu Rajamadala Geopark yang telha SK-kan oleh Gubernur Jawa Barat tahun 2019. Geopark Rajamandala bertujuan mensejahtarakan warga lokal, program edukasi sekaligus kegiatan konservasi bumi.

Brifing dikegiatan pelatihan di lapangan sektiar Karang Hawu
Penjelasan sedimen karbonat di Citatah
Pemberian sertifikat kegiatan upgrading Pemandu Geowisata
Di lokasi interpretasi intrusi batuan beku di Citatah
Bersama seluruh peserta upgrading Pemandu Geowisata