Catatan Diklat Angkatan II PGWI DPW Bandung Raya

Untuk memenuhi jumlah anggota maka dilaksanakan kegiatan Penerimaan Anggota Baru. Dilaksanakan melaui tahapan kegiatan Pendidikan dan Latihan yang dilaksanakan oleh  Dewan Pengurus Wilayah Bandung Raya. Total peserta yang mengikut diklat ini adalah 18 orang, tersebar dari sekitar Bandung Raya dan Padalarang.  Latar belakangnya beragam, mulai dari pelaku wisata, guru, mahasiwa, pelajar hingga pemandu wisata.

Kegiatan dilaksanakan pada tangga 25, 27 dan 28 November 2021, mengambil tempat di Cidadap Citatah, Padalarang, Kab. Bandung Barat. Diklat ke-dua ini melalui kepanitiaan yang diketuai oleh pelaksana ketua Diklat M. Sodikin. Dibantu oleh Sekretaris Diklat M. Syiar dan bendahara Arman. Kegiatan awal dibuka melalui daring, sekaligus sebagai langkah awal memperkenalkan keorganisasian, pemahamanan pemanduan, pengegertian geowisata hingga kegiatan konservasi-edukasi. Disampaikan oleh beberapa narasumber seperti Deden Syarif Hidayat yang menyampaikan peran penting konservasi dan wisata berkelanjutan, pengertian tentang kepemanduan geowisata oleh T Bachtiar. Kemudian materi selanjutnya disampaikan oleh Sodikin Kurdi.

Pada pertemuan luring (tatap muka) di Cidadap (25/9/2021) disampaikan beberapa materi. Diantaranya tentang keragaman geologi Indonesia, disampaikan oleh Deni Sugandi. Dalam materi ini Deni memberikan beberapa contoh kekayaan sumber daya alam di Indonesia yang dapat dimanfaatkan melalui kegiatan pariwisata. Potensinya seperti bentang alam, fenomena alam, fitur bumi hinggga hasil kegiatan dinamika bumi yang memiliki sejarah, nilai sain dan edukasi tinggi yang disebeut warisan bumi atau geoheritage.

Pada pertemua ke-dua (27/9/2021), berupa materi persiapan kepemanduan geowisata. Disampaikan oleh narasumber Sodikin Kurdi, mengenai tata cara melaksanakan kegiatan pemanduan. Mempersiapkan pemanduan, melakukan brifing, safety talk, mengatur durasi, interpretasi dan menutup kegiatan pemanduan. Materi selanjutnya adalah Geografi Pariwisata yang disampaikan oleh Fauzia Rahmawati. Materi yang berisi tentang pemanfaatan sumber daya alam melalui kegiatan pariwisata.

Pada hari ke-dua (28/9/2021), dilaksanakan langsung praktek lapangan. Praktek Pemanduan Geowisata dan Intepretasi di Karanghawu. Oleh: T Bachtiar, Deni Sugandi, Zarin, Sodikin, Fauzia di Karanghawu, Citatah Mengambil tempat disekitar Karang Hawu Citatah, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Materi disampaikan oleh T Bachtiar, mengenai teknik interpretasi Karan Hawu dan kawasan Karst Citatah. Dikesempatan berikutnya disampaikan materi pemanduan wisata yang disampaikan oleh Felix Feitzma dan Sodikin Kurdi. Pada materi penutup adalah Pola Perjalanan dan Pengemasan Paket Geowisata yang disampaikan oleh Daniel G. Nugraha. Acara ditutup dengan pengarah tugas mandiri yang disampaikan oleh ketua Diklat dan panitia.  

Pembukaan melalui kegiatan Daring (25/9/2021)
Pengarahan awal rencana kegiatan praktik lapangan
Materi interpretasi lapangan di Karanghawu Citatah
Bersama narasumber dan peserta Diklat II di depan Geotheater Karanghawu Citatah
Peserta Diklat Angkatan II

Catatan Diklat Angkatan I PGWI 2021

Pemandu Geowisata Indonesia (PGWI) melaksanakan kegiatan pertemuan dalam jaringan melaui zoom metting. Dilaksanakan selama dua hari, hari sabtu 20 Februari dan 21 Februari 2021. Bagian dari kegiatan Pendidikan dan Pelatihan/DIKLAT Angkatan I PGWI 2021.

Pematerian dibuka pada tanggal 20 Februari 2021, pukul 07.00 WIB, melalui zoom meeting. Dibuka secara formal melalui sambutan perwakilan Dewan Pembina Felix Feitzma, dan ketua PGWI Deni Sugandi. Dalam pembukaan tersebut, Felix menyambut baik kehadiran para peserta yang tersebar dari seluruh wilayah Indonesia.

Total peserta 63 orang sesuai dengan kuota penerimaan anggota PGWI, berasal dari beberapa provinsi di Indonesia, diantaranya mulai dari timur seperti Papua dan Papua Barat, Sulawesi Selatan, dari NTT, NTB, Bali, kemudian Jawa Timur, DIY, Jawa Barat. dari Sumatra hadir dari Sumatra Barat dan Aceh.

Materi hari pertama disampaikan oleh dua narasumber, Felix Feitzma dan Daniel G. Nugraha. Kedua narasumber tersebut merupan profesional tour guide. Dalam pemaparannya, Felix yang biasa disapa Opa Felix menuturkan Kreativitas dalam Pemanduan Wisata. Felix mencontohkan kegiatan alternatif dalam pengemasan wisata minat khusus, dengan mencontohkan pada penggarapan kegiatan wisata kemping dan treking di Sanghyang Poek di Citarum. Paket kemasan yang dibuat memperhtikna kenyaman wisatawan, baik dalam kebutuhan khusus dan umum diantaranya penyajian akomodasi menggunakan tenda yang baik, kemudian alas tidur yang sesuai kesehatan dan kenyamanan.

Selanjutnya Daniel memaparkan potensi pasar wisata yang masih besar, dan belum tergarap dengan baik. ia memaparkan ceruk-ceruk wisata minat khusus yang belum tergarap dengan serius, walaupun sudah ada namun masih dalam jumlah yang kecil. Kemudian pemainnya pun tidak terlalu banyak, mengingat perlu penanganan yang khusus dan cenderung dengan biaya operasional lebih tinggi dibandingkan wisata reguler.

Dalam materi ke-dua, disampaikan oleh ahli geologi Awang Satyana. Dalam kesempatan ini beliau menyampai mengenai keragaman geologi Indonesia, dengan judul materi Keragaman Geologi Indonesia dan Geowisata. Dalam pemaparannya Awang menjelaskan sejarah geologi pembentukan Indonesia dari tiga lempeng besar. Kemudian menjelaskan tentang tema-tema dalam kegiatan geowisata melalui kegiatan komunitas Geotrek Indonesia. Diantaranya dengan tema berkaitan dengan keragaman batuan, keragaman bentuk struktur, keragaman gunungapi baik yang masih aktif hingga yang telah dorman, kemudian dampatknya pada hasil letusan yang mepengaruhi budaya manusia. Materi lainya berkaitan dengan sumber daya alam secara umum, dan penutup adalah keragaman kehidupan manusia purba yang menempati sebagian wilayah Indonesia.

Narasumber ke tiga, disampaikan oleh Nirwan Harahap. Praktisi dan pengusaha IT, memberikan pandangannya pemanfaatan platform digital. media komunikasi online tersebut merupakan salah satu cara agar pemandu geowista memiliki akses penuh terhadap penyebaran informasi kepada khalayak. Media tersebut adalah tv daring melalui akses satelite, terutama daerah-daerah yang berlum terjangkau dengan internet.

Pada hari ke-dua, dibukan dengan materi berkaitan dengan persiapan Rencana Perjalanan Pemanduan Geowisata yang disampaikan oleh Deni Sugandi. Materi tersebut menjelaskan pentingnnya persiapan, baik itu persiapan untuk peralatan yang harus dipersiapkan, maupun materi informasi yang perlu direncanakan.

Materi berikutnya diketengahkan mengenai intepretasi dalam pemanduan geowisata. T Bachtiar mengajak agar para pemandu mampu menyelami, teknik dasar intepretasi. Dalam kesempatan ini Bachtiar menceritakan letusan Gunung Tambora dan pengaruhnya terhadap kehidupan di Bima. Intepretasi menjadi penting, karena menurutnya merupakan seni dalam berkomunikasi.

Pada materi penutup hari ke-dua, 21 Februari 2021 yaitu Teknik Pemanduan. Diberikan oleh Sodikin Kurdi. Materi yang berkaitan dengan alur kegitan pemanduan secara umum, mulai dari kegiatan brifing, safety talk, melakukan pergerakan pemanduan hingga penutupan pemanduan. Dalam paparan ini, Felix menambahkan bahwa pentingnya hospitality dalam kegiatan pemanduan geowisata. Pemandu memberikan pelayanan, dan menyampaikan informasi berkualitas melalui kegiatan pemanduan.

Diklat ini merupakan tanggung jawab pengurus nasional, dalam upayanya menyamakan visi mengenai pemanduan geowisata. Seperti menjadi harapa bersama para peserta, bahwa diharapkan kedepannya, organisasi ini bisa memfasilitasi dalam pertemuan bulanan yang berisi sharing session yang berkaitan dengan kegiatan pemanduan dan geowista.

Tangkaplayar Peserta Diklat 2021 melaui kegiatan daring