Menapaki jejak letusan kelas kaldera yang kini menjadi punggungan Sukatinggi. Nama tinggian gunung yang hilang dari peta pascakememerdekaan. Masa kolonial membuka lahan di sekitar wilayah ini, kemudian menjadi perkebunan produktif yang mampu menutupi produksi teh dunia. Bagaiman undang-undang agraris 1870 mampu meningkatkan produksi teh di lereng G. Tangkubanparahu? Siapa juragan-juragan teh yang diuntungkan saat itu? Kenapa harus dilereng sebelah selatan gunungapi aktif?.
Kunjungan berikutnya adalah melihat kembali upaya Belanda, mempertahankan serangan Jepang praperang dunia ke-dua atau masa bersiap. Bagaimana sistem pertahanan didataran tinggi Sukatinggi dibuat. Kenapa Belanda gagal mempertahankan Bandung? dengan mudahnya jatuh ke tangan Jepang di penyerangan 1942. Titik terkahir melihat sejarah pembentukan gunungapi di utara Cekungan Bandung, gunungapi yang tumbuh di tengah lingkar kaldera Sunda. Melihat bukti penyebab Tangkubanparahu tidak pernah membentuk kerucut!.
Mari bergabung di kegiatan Geourban ke-20, menapaki kembali budaya, dan sejarah bumi melalui geowisata.
Hari/Tanggal
Minggu, 26 Juni 2024
Waktu
Pk. 07.00 WIB
Titik kumpul
Baso Ojolali. Perempatan Sukawana-Kolonel Masturi Lembang.
https://maps.app.goo.gl/3JabtkL5LTfj7AQP8
Saran dan ketentuan
Kegiatan berisifat probono (tidak dipungut biaya), disarankan menggunakan motor kelas semi off-road, bukan kelas metik. Jalanan yang dilalui adalah jalan berbatu (makadam). Makan dan minum selama kegiatan, dipersilahkan diatur sendiri.
Geourban Diinisiasi oleh Pemandu Geowisata Indonesia/PGWI. Sebagai sarana belajar bersama, tali pertemuan para pelaku wisata, pegiat dan masyarakat umum. Menggali potensi geowisata kota, dikawasan Cekungan Bandung.